Beritakota.id, Jakarta – PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC resmi menutup gelaran lomba pembuatan kartun dan komik kereta cepat ‘’Whoosh’’ Jakarta – Bandung atau Whoosh Intenational Cartoon Contest 2023, yang digelar secara megah di Jimbaran Garden, Jakarta pada Kamis malam, (21/12/2023).
Direktur Manajemen Proyek dan Pengembangan Bisnis PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Allan Tandiono mengatakan pihaknya mengaku senang dengan gelaran Whoosh International Cartoon Contest dimana bisa mengumpulkan banyak kartunis di tingkat internasional mereka bisa berkarya dan ada kontes juga untuk memilih karya mana yang terbaik yang betul-betul menggambarkan peradaban baru, Lifestyle Whoosh dan ini hal yang baik.
‘’Ini bukan hanya membangun infrastruktur tetapi betul-betul mendorong lifestyle baru atau peradaban baru. Ini sebuah soft diplomasi yang baik dimana kita bisa showcase bahwa kerja sama dengan Tiongkok bukan masalah bisnis saja, bukan teknologi saja tapi ada sharing budaya,’’ungkapnya dalam menutup gelaran, Whoosh Intenational Cartoon Contest 2023.
Lanjut Allan, kedepannya banyak hal-hal yang luar biasa yang bisa dilahirkan lewat Indonesia –Tiongkok, pihaknya ingin memanfaatkan kontes seperti ini memberikan publikasi ke banyak orang lagi terkait transportasi baru ini, seperti whoosh . Karya pemenang lomba komik ini telah dicetak menjadi buku dan didistribusikan di tempat, serta dipamerkan secara berkeliling di empat stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Pada kesempatan yang sama, Sekjen Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti), Agus Widodo menyampaikan, acara ini diluncurkan di Jakarta pada 6 November. Kompetisi ini didukung oleh Kereta Cepat Indonesia China, Indonesian Cartoonist Federation, International Daily News Indonesia, dan Kamar Dagang China di Indonesia (China Chamber of Commerce di Indonesia)
Agus mengatakan, media kartun dan komik saat ini enggak lagi sekedar hiburan, bahkan digunakan untuk edukasi dan menyampaikan informasi penting.
‘’Kegiatan ini dalam rangka mengapresiasi KCIC lewat kartun. Whoosh sebagai kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Ibu Kota Jakarta dan Bandung, menjadi yang pertama kereta api berkecepatan tinggi di Asia Tenggara,’’ujarnya
‘’Kami harap kerja sama ini tidak hanya sampai disini paling tidak di tahun berikutnya ada lagi kontes. Pakarti ini sebagai wadah yang bisa memberikan naungan kepada kartunis. Lomba ini setidaknya bisa memberikan secerca harapan agar bisa berkarya, punya masa depan juga,’’tukasnya.
Penghargaan kompetisi dibagi menjadi dua kategori: Kartun dan Komik, meliputi 2 hadiah pertama, 2 hadiah kedua, 2 hadiah ketiga, dan 20 penghargaan keunggulan. Para pelukis pemenang penghargaan sebagian besar berasal dari Indonesia, namun, juga mencakup Warga Negara Tiongkok, serta karya-karya dari Kuba, Iran, Rumania, dan Italia. Sebanyak 296 pelukis mengikuti kompetisi dari 40 negara, dan pihak penyelenggara telah menerima 424 karya kartun dan 97 karya komik.
Vincent Prijadi Purwono, pelukis remaja penyandang autisme asal Surabaya yang diundang oleh Harian Internasional, berhasil meraih penghargaan khusus. Kartun Woosh Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dibuatnya sebelumnya mendapat pujian dari Presiden Jokowi dan lukisannya di simpan di Istana Kepresidenan. Kali ini ia membuat kartun khusus untuk kompetisi tersebut dan mendapat pengakuan dari para juri.
Tiga kartunis ternama Indonesia menjadi panel juri. Toni Masdiono, kartunis senior legendaris yang kini tinggal di Kota Bandung; Beng Rahadian, kartunis senior, Dosen dan Penanggung jawab Program Pendidikan Desain Komunikasi Visual Institut Kesenian Jakarta; Thomdean, kartunis senior, kartunis Kompas.com & Kontan.co.id, peraih Penghargaan PWI Adinegoro Tahun 2022.
Institusi, perusahaan dan brand yang mendukung dan mensponsori Lomba Kontribusi dan Penghargaan Komik ini antara lain: Embassy of the Republic of Indonesia (KBRI), China Railway Group Limited, Power Construction Corporation of China, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI), Sinde Budi Sentosa, DANATAMA MAKMUR, SAHARANANA, FKSGROUP, dll.
Kereta api cepat Whoosh melintas di Bandung
Whoosh (singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat; sebelumnya dan juga dikenal sebagai Kereta Cepat Jakarta–Bandung)[1][2] adalah sistem kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.[3] Kereta api ini memiliki kecepatan operasional hingga 350 km/h dan memiliki relasi Tegalluar Summarecon—Halim.
Layanan kereta api berkecepatan tinggi ini dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China yang 60% sahamnya dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, sementara sisanya dipegang oleh China Railway International Co. Ltd. melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd.[4] Trase layanan ini adalah fase pertama dari serangkaian jalur di sistem kereta api berkecepatan tinggi di Pulau Jawa.
Jenama Whoosh diumumkan oleh Ketua Tim Panel Sayembara Desain Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia, Triawan Munaf, pada 21 September 2023. Nama Whoosh merupakan onomatope bahasa Inggris dari suara benda yang sedang melaju kencang, dalam hal ini adalah kereta cepat.[5][6] Nama ini juga merupakan akronim dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.[7]
Logo Whoosh berasal dari hasil sayembara yang diikuti oleh perkumpulan perusahaan desain grafis. Sayembara ini diikuti oleh sepuluh kontestan dan diseleksi menjadi tiga finalis.[8] Logo yang terpilih diumumkan bersamaan dengan peresmian Whoosh pada 2 Oktober 2023.[9] Logo tersebut merupakan buatan studio desain Visious, terdiri atas logogram berbentuk huruf W yang menggambarkan efek lesatan kereta cepat dan tulisan Whoosh yang mengaplikasikan prinsip "huruf yang kokoh".[10]
Selain penjenamaan berupa logo dan warna, KCIC juga meluncurkan jenama audio berupa jargon yang diucapkan setelah pengumuman di dalam kereta api, yakni "Whoosh, whoosh, whoosh, yes!".[11]
Presiden Joko Widodo mengesahkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 sebagai sebuah Proyek Strategis Nasional.[12] Pada 21 Januari 2016, Jokowi meletakkan batu pertama konstruksi di kawasan Perkebunan Teh Walini milik PTPN VIII. Estimasi pembiayaan proses konstruksi ini mencapai Rp70 triliun.[13]
Pada tahun 2017, di Kota Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, ditandatangani Facility Agreement Pembiayaan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat, yang disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping.[12] Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan mengingatkan kepada perusahaan kontraktor agar segera mempercepat proses konstruksi. Menurutnya, pembebasan lahan menjadi masalah terhambatnya pembangunan infrastruktur, dan ia tidak mengharuskan pembebasan lahan rampung 100%. Kendati demikian, pembebasan lahan masih menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar pinjaman yang diberikan oleh China Development Bank dapat segera cair.[14]
Trase yang ditetapkan adalah rute Jakarta–Bandung sejauh 142,3 km[15], dan didukung empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Setiap stasiun akan dilengkapi fasilitas untuk mendukung pembangunan berorientasi transit (TOD) di sekitar stasiun. Terkait dengan rencana stasiun baru ini, Walini akan diproyeksikan sebagai sebuah kota terencana baru yang akan menjadi penyangga wilayah Bandung Raya. Proyek ini diproyeksikan akan menyerap 39.000 tenaga kerja saat proses konstruksi, 20.000 tenaga kerja saat proses pembangunan TOD, dan 28.000 tenaga kerja setelah operasi. Untuk mendukung operasional, KCIC akan menghadirkan 11 set kereta cepat dengan 8 kereta per rangkaian.[16]
Proyek ini tidak selalu berjalan mulus. Estimasi biaya yang ditetapkan oleh KCIC semula berkisar US$6,1 miliar, tetapi pada November 2020, KCIC memperkirakan ada pembengkakan sehingga menjadi US$8,6 miliar, dan dari pihak manajemen mampu menekan biaya menjadi sebesar US$8 miliar. Kementerian BUMN mengatakan bahwa pembengkakan biaya ini akan ditutup dengan pendanaan dari konsorsium pemegang saham serta pinjaman. Konsorsium tersebut akan menanggung 25% cost overrun yang berasal dari penyertaan modal negara yang masuk ke PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp4 triliun dan Tiongkok akan urun sebesar Rp3 triliun. Sebesar 75% sisanya berasal dari pinjaman.[17]
Pada tanggal 18 Oktober 2021, KCIC menyatakan bahwa Stasiun Walini yang semula dimasukkan dalam daftar stasiun mereka, dicoret dari daftar stasiun, terkait dengan efisiensi biaya. Oleh karena itu, mereka akan memilih menggeser stasiun tersebut ke Padalarang untuk alasan integrasi moda.[18]
Pada 18 Mei 2023, KCIC resmi memulai uji coba perdana jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur KCIC dialiri listrik dengan tegangan 27,5 kV AC.[19] Pada tanggal 16 September, KCIC mulai membuka uji coba perdana gratis bagi masyarakat umum hingga tanggal 30 September.[20]
Pada 6 Mei 2016, Direktur Utama KCIC saat itu, Hanggoro Budi Wiryawan, menetapkan trase Jakarta–Bandung untuk jalur KCIC. Menurutnya, rute tersebut memiliki daya beli yang sangat memungkinkan untuk membeli tiket kereta cepat. Menurut Wiryawan, Bandung merupakan tempat yang cukup potensial untuk dikembangkan dalam sektor perdagangan dan pariwisata. Dengan penetapan trase tersebut, bisnis KCIC tidak hanya sebatas mengandalkan kereta cepatnya, tetapi juga pengembangan kawasan di sekitar stasiun yang akan disinggahi layanan KCIC.[21]
Jalur ini didukung 13 terowongan dan dibangun menggunakan konstruksi layang dengan panjang 60% dari total panjang jalur (142,3 km). Sisanya menggunakan at grade, khususnya pada segmen-segmen yang akan melalui terowongan hingga akhirnya sampai di Bandung.[22][23]
Jalur Whoosh memiliki lebar sepur 1.435 mm (4 ft 8+1⁄2 in) dan awalnya didukung dengan listrik aliran atas bertegangan 25 kV AC. Jalur ini sudah dibuat ganda sejak pembangunannya pertama kali.[24] Saat proses uji coba pada 18 Mei 2023, tegangan listrik diubah menjadi 27,5 kV AC. Empat gardu traksi LAA ditempatkan di Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.[25]
Bakal pelanting yang digunakan oleh Whoosh adalah kereta rel listrik (KRL) KCIC400AF. KCIC400AF sendiri merupakan varian kereta cepat yang dibuat berbasis Fuxing CR400AF yang diproduksi oleh CRRC Qingdao Sifang, sebuah perusahaan manufaktur bakal pelanting asal Tiongkok. Kereta rel listrik KCIC400AF mampu melaju dengan kecepatan tinggi maksimal hingga 420 km/h (261 mph). Kereta ini dibuat dengan desain unik khas Indonesia dengan eksterior menyerupai moncong komodo dan interior dihiasi Batik Megamendung dari Cirebon, sehingga kereta ini dijuluki "Komodo Merah" (Red Komodo). Rangkaian kereta cepat KCIC400AF dirancang dengan minim kebisingan dan getaran, tahan api, banjir, dan gempa bumi, serta tahan terhadap serangan objek asing..[26]
Selain mengoperasikan 10 Trainset kereta cepat, KCIC juga mengoperasikan 1 Trainset kereta inspeksi. Pengiriman armada dimulai pada Agustus 2022 dan tiba di Indonesia pada akhir Agustus.[27]
Lokomotif Diesel Elektrik DF4D (Penomoran Lokomotif di Indonesia: CC 207 23 01) juga didatangkan dari Tiongkok yang digunakan untuk lokomotif penolong saat mengalami kendala pada pengoperasian EMU KCIC400AF lintas KCJB, sedangkan Lokomotif DF4B yang sudah selesai pembangunan proyek kereta cepat ini sudah dikembalikan ke asal negara Tiongkok, lokomotif ini aslinya milik China Railway.[28]
Menurut Joni Martinus, VP Public Relations KAI, tarif yang akan ditetapkan berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp350 ribu. Namun Martinus beranggapan bahwa tarif tersebut masih dikaji di berbagai aspek.[27] Pada tanggal 14 Oktober 2023 tarif kereta cepat ditetapkan. Tarif awal yang dikenakan sebesar Rp150.000 sebagai tarif promo pada masa awal pengoperasian.[29] Tarif ini untuk kelas ekonomi premium pada relasi perjalanan dari Stasiun Halim hingga Stasiun Tegalluar dan sudah termasuk tiket kereta feeder saat pengguna kereta cepat melakukan transit di stasiun Padalarang menuju stasiun Bandung (pusat Kota Bandung).[30]
Pemesanan tiket yang saat ini tersedia untuk Whoosh adalah melalui situs resmi KCIC (ticket.kcic.co.id), aplikasi Whoosh yang dikembangkan sendiri oleh KCIC, Access by KAI, serta aplikasi perbankan digital.[31] Sistem boarding yang digunakan oleh KCIC adalah menggunakan pemindaian kode QR ke mesin gate yang terpasang di pintu keberangkatan stasiun. Sistem ini otomatis akan ditutup 5 menit sebelum keberangkatan sehingga tiket yang dipegang dapat hangus jika penumpang terlambat datang.[32]
Pada 30 Mei 2024, KCIC meluncurkan kartu tiket berganda bernama Frequent Whoosher Card seharga Rp1.750.000 yang dapat ditukarkan dengan tiket kelas Ekonomi Premium hingga 10 kali. Kartu ini tidak dapat ditukarkan oleh selain pemilik, dan berlaku 30 hari sejak tanggal pembelian.[33][34]
Ignasius Jonan, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, pernah mengkritik proyek ini karena bermacam-macam faktor. Secara teknis Jonan mengatakan bahwa jarak 150 km saja (yakni, rute Jakarta–Bandung), tidak membutuhkan kereta cepat, seraya mengatakan bahwa interval tiap stasiun adalah 8 menit setiap perjalanan, jika yang dibangun berjumlah 5 stasiun. "Kalau delapan menit, apa bisa delapan menit itu dari velositas 0 km per jam sampai 300 km per jam?" Secara ideal, Jonan pun mengatakan bahwa kereta cepat idealnya memiliki jarak yang cukup jauh, seperti rute Jakarta–Surabaya. Pada dasarnya ia juga menuturkan bahwa Kementerian Perhubungan tidak mempersulit perizinan proyek ini, asalkan seluruh persyaratannya dipenuhi, termasuk masa konsesi 50 tahun setelah penandatanganan kesepakatan, bukan dihitung dari hari pertama operasional. Ia tidak menginginkan kasus Jakarta Eco Transport terulang lagi, dan mengancam akan mencabut izin jika proyek berhenti di tengah jalan.[35]
Kala itu, program KCIC tidak masuk dalam daftar proyek Kemenhub. Saat pemerintah pusat memilih konsorsium Tiongkok untuk menggarap proyek, Ia juga tidak dilibatkan.[3] Pada pertengahan 2014, dalam sebuah acara di Universitas Binus, Jonan menganggap proyek tersebut tidak berkeadilan.[35] Namun Ia mendukung proyek kereta cepat hingga Surabaya.[36]
Akibat dari pembengkakan biaya pada 2021, Presiden mengesahkan Perpres No. 93 Tahun 2021. Untuk melaksanakan perpres tersebut, Pemerintah Pusat membentuk Komite Kereta Cepat Jakarta–Bandung, yang dipimpin langsung oleh Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan. Selain itu kepemimpinan konsorsium di dalam PSBI dialihkan dari Wijaya Karya (Wika) ke KAI. Pada 1 November 2021, pemerintah mengeluarkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,4 Triliun untuk mengatasi pembengkakan biaya yang dialami KCIC.[37][38]
Setelah KCIC mendapatkan PMN, Presiden Jokowi dianggap mengingkari janji oleh media massa dan sebagian masyarakat. Pasalnya, KCIC adalah proyek bisnis-ke-bisnis sehingga skema pembiayaannya tidak menggunakan APBN. Namun pemerintah beralasan PMN tersebut dilakukan karena situasi yang masih berada dalam pandemi Covid-19, terganggunya arus kas para anggota konsorsium, perubahan desain dan kondisi geografi di proyek, serta melambungnya harga tanah per meter persegi.[37][39]
Pada kenyataannya, pembengkakan biaya pada proyek transportasi berbasis rel selalu terjadi.[40][41] Namun, proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung pada akhirnya memiliki biaya konstruksi per kilometer yang jauh lebih rendah dibandingkan MRT Jakarta.[42][43]
Pada 22 Oktober 2019, terjadi kebakaran di pinggir Jalan Tol Purwakarta–Bandung–Cileunyi KM 130 yang diduga akibat kebocoran pipa Pertamina, setelah pengawas keselamatan kerja mengabaikan informasi bahwa terdapat jaringan pipa Pertamina pada lokasi proyek.[44]
Saat curah hujan tinggi pada Januari 2020, material proyek pembangunan KCJB terbukti menyumbat drainase hingga memicu terjadinya banjir di Jalan Tol Jakarta–Cikampek.[44]
Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) Kementerian PUPR sempat meminta penghentian sementara proyek KCIC pada 2 Maret 2020 hingga 2 minggu, sebagai upaya memperbaiki Standar Operasional Prosedur (SOP) di lokasi proyek.[45]
Pada tanggal 2 Juni 2021, dilakukan peledakan Gunung Bohong untuk pembangunan terowongan. Peledakan ini menyebabkan sejumlah rumah milik warga rusak parah.[46]
Pada tanggal 18 Desember 2022, pukul 17.00, satu unit lokomotif DF4B mengalami anjlok di Cempakamekar, Padalarang, Bandung Barat. Lokomotif anjlok hingga sejauh 200 meter dari ujung rel kemudian menabrak Mesin Pemasang Bantalan berwarna kuning. Lima orang terluka dalam peristiwa ini, sementara dua pekerja asal Tiongkok tewas.[47]
Halaman ini berisi artikel tentang perusahaan transportasi kereta cepat di Indonesia. Untuk layanan kereta cepat dari Jakarta ke Bandung, lihat
PT Kereta Cepat Indonesia China (Hanzi sederhana: 印尼中国高速铁路有限公司; Hanzi tradisional: 印尼中國高速鐵路有限公司; Pinyin: yìnní zhōngguó gāosù tiělù yǒuxiàn gōngsī, biasa disingkat menjadi KCIC) adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang penyelenggaraan jaringan kereta kecepatan tinggi di Indonesia. Pada tahap awal, perusahaan ini membangun jalur kereta kecepatan tinggi dengan rute Jakarta–Bandung di kawasan megapolitan Parahyangan.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2015 sebagai sebuah perusahaan patungan antara Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan Beijing Yawan HSR asal Tiongkok, dengan PSBI memegang 60% saham perusahaan ini, sementara Beijing Yawan memegang sisanya.[1] Beijing Yawan merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh sejumlah BUMN Tiongkok, yakni China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, CRRC Corporation, Sinohydro, dan China Railway Signal & Communication.[2]
Pembangunan jalur kereta kecepatan tinggi di Indonesia telah melalui proses panjang, semenjak Jepang memperkenalkan kereta cepat mereka pada tahun 2008. Di tengah-tengah studi kelayakan tersebut, kerja sama proyek tersebut diambil alih oleh Republik Rakyat Tiongkok dengan menghadirkan skema yang menurut RRT "tidak memberatkan pemerintah".[3][4]
Pada bulan April 2015, Republik Rakyat Tiongkok bersaing dengan Jepang untuk menawarkan kereta kecepatan tinggi mereka untuk Indonesia.[5] Perlombaan tersebut, menurut The Jakarta Post, menjadi bagian dari permainan politik dan ekonomi antara kedua negara tersebut untuk merebut pengaruh strategis di kawasan Asia-Pasifik.[6] Proyek ini sempat hampir dibatalkan pada akhir bulan September 2015, hingga akhirnya Indonesia memilih Tiongkok sebagai pemenang proyek dengan nilai Rp 75 triliun (US$ 5 miliar).[7]
Pada tanggal 2 Oktober 2015, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) resmi dibentuk sebagai sebuah konsorsium dari empat BUMN yang akan terlibat dalam proses pembangunan kereta kecepatan tinggi, yakni Kereta Api Indonesia, Wijaya Karya, PTPN VIII, dan Jasa Marga. Pada tanggal 6 Oktober 2015, pembentukan konsorsium pun dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, dan Presiden Joko Widodo kemudian mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Api Cepat antara Jakarta dan Bandung. PSBI rencananya akan melakukan penyertaan modal ke sebuah perusahaan patungan yang didirikan bersama BUMN Tiongkok.[8][9]
Perusahaan patungan tersebut kemudian didirikan dengan nama PT Kereta Cepat Indonesia China, dengan PSBI memegang 60% saham, sementara Beijing Yawan memegang sisanya. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 16 Oktober 2015 dan direncanakan akan mengutamakan komersialisasi, tidak memberatkan APBN, dan mengedepankan sinergi antar bisnis.[10] Menanggapi kerja sama yang baru ini, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyatakan bahwa ia "sangat menyesalkan" dan "sulit memahami" pilihan Indonesia.[5] Namun, Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno, mengatakan bahwa struktur keuangan Tiongkok dinilai lebih menguntungkan karena proposal Tiongkok tidak memerlukan jaminan dan pendanaan dari Pemerintah Indonesia.[3]
Memulai konstruksi, Jokowi mengesahkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 yang menetapkan kereta cepat sebagai sebuah Proyek Strategis Nasional.[11] Pada tanggal 21 Januari 2016, Jokowi meletakkan batu pertama konstruksi di kawasan Perkebunan Teh Walini milik PTPN VIII. Pembiayaan konstruksi kala itu diperkirakan mencapai Rp 70 triliun.[12] Pada tahun 2017, di Kota Beijing, ditandatangani Perjanjian Fasilitas Pembiayaan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat, yang disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping.[11]
Trase yang ditetapkan adalah rute Jakarta–Bandung sejauh 142,3 km[13], dengan didukung empat stasiun, yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Pada tanggal 18 Oktober 2021, KCIC menyatakan bahwa Stasiun Walini dihentikan pembangunannya, karena alasan efisiensi biaya. Oleh karena itu, KCIC akan menggeser pembangunan stasiun tersebut ke Padalarang, agar kereta cepat dapat lebih terintegrasi dengan layanan Kereta Api Indonesia.[14]
Proyek ini mengalami pembengkakan biaya, yang semula diperkirakan US$ 6,1 miliar, menjadi US$ 8,6 miliar. Untuk menangani masalah tersebut, manajemen KCIC berupaya menekan biaya menjadi sebesar US$ 8 miliar. Kementerian BUMN lalu mengatakan bahwa pembengkakan biaya tersebut akan ditutup dengan pendanaan dari konsorsium pemegang saham serta pinjaman.[15]
Pada tanggal 18 Mei 2023, KCIC resmi memulai uji coba perdana jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur KCIC dialiri listrik dengan tegangan 27,5 kV AC.[16] Pada tanggal 16 September, KCIC mulai membuka uji coba perdana gratis bagi masyarakat umum hingga 30 September.[17]
KCIC mengoperasikan layanan kereta kecepatan tinggi dengan rute Jakarta–Bandung dengan jenama Whoosh. Sepanjang perjalanannya, KCJB melayani empat stasiun. Layanan ini menggunakan jalur yang memiliki 13 terowongan dan dibangun menggunakan konstruksi layang dengan panjang 60% dari total panjang jalur (142,3 km). Sisanya menggunakan at grade, khususnya pada segmen-segmen yang akan melalui terowongan hingga akhirnya sampai di Bandung.[18][19]
KCJB menggunakan sarana Electric Multiple Unit (EMU) KCIC400AF, dengan basis CR400AF/Fuxing, buatan CRRC Qingdao Sifang, Co. Ltd.[20] Sarana kereta ini memiliki kecepatan operasional hingga 350 km/jam. KCIC400AF telah diadaptasikan sesuai kondisi iklim dan geografis Pulau Jawa dan akan menghadirkan interior bernuansa Indonesia seperti komodo, batik, dan Borobudur.[21] Rangkaian kereta cepat dirancang untuk minim kebisingan dan getaran, tahan api, banjir, dan gempa bumi, serta tahan terhadap serangan objek asing.[22]
Ignasius Jonan, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, mengkritik pendeknya rute Jakarta–Bandung, serta menganggap bahwa kereta kecepatan tinggi idealnya memiliki jarak yang cukup jauh, seperti rute Jakarta–Surabaya. Meskipun demikian, Kementerian Perhubungan tidak mempersulit perizinan proyek ini, asalkan seluruh persyaratannya dipenuhi. Jonan tidak menginginkan kasus Jakarta Eco Transport terulang lagi, dan mengancam akan mencabut izin jika proyek berhenti di tengah jalan.[23] Jonan tidak banyak dilibatkan dalam pembentukan KCIC, serta proyeknya saat itu tidak masuk dalam daftar proyek strategis Kemenhub. Proyek KCJB digagas berdasarkan keinginan Rini Soemarno, Menteri BUMN agar Indonesia menjadi penyelenggara kereta kecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara. Pada pertengahan 2014, dalam sebuah acara di Universitas Binus, Jonan menganggap proyek tersebut tidak berkeadilan.[23]
Selama pembangunan, proyek tersebut juga beberapa kali menemui masalah. Pada 22 Oktober 2019, terjadi kebakaran di pinggir Jalan Tol Padalarang–Buahbatu km 130 yang diduga akibat kebocoran pipa Pertamina. Warga yang tinggal di sekitar proyek sempat mengingatkan kepada pengelola proyek KCIC bahwa di kawasan tersebut terdapat jaringan pipa Pertamina. Selain itu, Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR sempat meminta penghentian sementara proyek pada 2 Maret 2020. Menurut penilaian Komite tersebut, proyek ini menyumbat saluran air di Jalan Tol Jakarta–Cikampek dan Purwakarta–Bandung–Cileunyi sehingga menimbulkan banjir.[24]
Pada 2021, pendanaan proyek KCIC disorot. Pada 1 November 2021, pemerintah mengucurkan APBN sebesar Rp 3,4 triliun untuk menutupi cost overrun yang dialami KCIC.[25][26] Setelah KCIC mendapat kucuran dana tersebut, tindakan pemerintah menuai kontroversi dan Jokowi dicap "ingkar janji" oleh masyarakat dan media massa. Pasalnya, KCIC adalah proyek business to business sehingga skema pembiayaannya tidak menggunakan APBN..[25][27]
Pada Juli 2024 akupansi KCIC mencapai 70 hingga 80 persen dengan jumlah penumpang harian antara 16 hingga 18 ribu pada hari kerja dan 18 hingga 22 ribu pada akhir.[28] Pada saat perencanaan KCIC ditargetkan memiliki 30 ribu penumpang per hari atau 10.950.000 per tahun.[29] Pada tahun 2023 KCIC mengangkut sebanyak 1.028.216 orang.[30]
Catatan *17 Oktober-25 Desember 2023, ** Januari-Juni 2024
Kereta Cepat Jakarta-Bandung hadir dengan tipe terbaru, CR400AF, yang dilengkapi teknologi modern dan handal serta pramugari yang senantiasa siap melayani selama perjalanan Anda. Fitur Cabin Noise yang lebih rendah akan meredam getaran dengan lebih optimal. Perjalanan berkualitas untuk pengalaman lebih bernilai.
Semarang – Achmad Cholid ditetapkan menjadi Juara I Lomba Kartun bertema “Jawa Tengah Sumringah”. Pria asal Kampung Sampangan Demak ini berhasil mengalahkan 142 kartunis lainnya.
Ketua Tim Juri Darminto M Sudarmo yang juga kartunis senior dan pemerhati humor dari Semarang membeberkan, dia bersama dua juri, Nurhidayat (praktisi media dari Jakarta) dan Itok Isdianto (pegiat literasi visual dari Jakarta) memberi nilai 1.329 pada karya Achmad, karena dinilai mampu menerjemahkan tema lomba dengan baik. Gambar perahu pada karyanya yang cukup menonjol, menyimbolkan geografi Jawa Tengah sebagai ekspresi kartunal, serta memiliki filosofis yang menggelitik.
“Kami menganggap karya Achmad Cholid pantas menjadi juara,” ungkapnya, usai penjurian yang diselenggarakan di Aula Lantai IV Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, Jumat (16/11).
Pemenang kedua, kata Darminto, kartun karya Sungging Priyanto, warga Perum Kelapa Dua, Kabuoaten Tangerang, Banten, dengan nilai 1.263. Figur Semar menggambarkan kebijaksanaan budaya dan sikap sumringah, seperti halnya sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Juara ketiga diberikan untuk karya Taufiq Wadjdi, warga Perum Pondok Benda Indah, Pamulang, Kabupaten Tangerang, Banten. Karyanya menggambarkan sikap kecintaan dan kerinduan warga, yang diekspresikan dengan melukis Gereja Blenduk, salah satu ikon bangunan yang terletak di ibukota Jawa Tengah, saat orang itu sedang berada di negara asing.
Selain pemenang pertama, kedua dan ketiga, dewan juri juga memilih Juara Harapan I, Ikhsan Dwiono (warga Jalan Taman Seri Rejeki Semarang), Juara Harapan II Djoko Susilo (warga Bumi Plantaran Kendal, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal), serta Juara Harapan III Joko Luwarso (warga Poltangan, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan).
“Karya-karya pemenang direncanakan dijadikan sebagai ilustrasi kalender Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2019,” terangnya.
Juri lainnya, Nurhidayat menambahkan, antusiasme peserta pada lomba yang diselenggarakan oleh kantor Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Perkumpulan komunitas kartunis Amarusa Parama ini cukup tinggi. Sejak diumumkan pada 24 Oktober dan ditutup 14 November, terkumpul 205 karya kartun dari 143 kartunis.
“Karyanya pun beragam. Ini sekaligus bukti bahwa kartunis kita sangat kreatif,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)